Cinta, seakan tak pernah lepas dari hingar binar kehidupan manusia. Tua, muda, kaya, miskin semua merasakan cinta. Hidup tanpa cinta, siapa yang bisa? Aku, adalah seorang laki-laki muda yang sedang dilanda cinta, Dia.
**
Dia, begitu panggilan sehari-harinya, dengan senyum yang khas berjalan di depan mata ku disuatu pagi. aku duduk, melihat nya sesaat, sembari mengunyah permen karet yang sudah lama aku kunyah, aku tertegun untuk beberapa saat. Dia begitu berbeda hari ini.
Aku sudah hampir satu tahun sendiri saat itu, tanpa sebuah cinta, tanpa seorang wanita dihati. Saat itu belum ada dalam pikiran ku untuk menemukan tambatan hati yang baru, untuk mencari secercah cahaya yang bersedia menerangi hari-hariku.
Dia dan aku sudah saling mengenal, meskipun belum terlalu dekat aku tau betul beberapa hal tentang Dia, seperti kesukaan nya menonton bola atau balapan. Aku juga suka menonton bola dan balapan, kebetulan kita sama sama suka pembalap MotoGP Velentino Rossi dan itu merupakan awal permulaan kedekatan kita berdua. Kita saling berbagi cerita saat itu, apa-apa saja yang terjadi dengan Rossi kita bahas bersama, dari share foto sampai berita di media.
Pagi itu sungguh berbeda, entah kenapa hati ku berkata untuk lebih dekat dengan Dia, meskipun kita saling bercanda tentang pacar-pacaran, ya kita dulu sering becanda cemburu-cemburuan, saat Dia dekat dengan pria lain,