Sedikit Review 'Manusia Setengah Salmon'

Yeah, akhirnya kesampaian juga buat 'punya' buku barunya Radit 'Manusia Setengah Salmon'. Gue rada pesimis memang untuk beli, berhubung duit yang beneran galau belakangan. Untung gue punya kakak yang terkadang baik hati , cukup ngancem gak bakalan di restui kalo nikah bulan depan buku pun didapat.

Oke mbak, nikahlah kau segera.

Secara garis besar, menurut gue buku ini kurang lucu dari buku sebelumnya, ntahlah kenapa, mungkin karena belakangan feel komedi gue mulai hilang, sebut saja gue lagi galau. 

Ada sedikit review  bacotan dari gue tentang buku ini.

Pembatas buku yang absurd

Seperti buku sebelumnya Marmut Merah Jambu (MMJ), MSS punya pembatas buku yang gue pikir cukup unik dan menarik perhatian. Dengan pose sesosok pria memonyongkan bibir keatas, mungkin maksud hati supaya kelihatan kayak ikan salmon, tapi apalah daya menurut gue lebih mirip kayak moncong sapi kebelet pup. Maaf bang, untuk poin ini abang gagal mengekspresikan bentuk ikan yang benar.

Ini penampakan sang sapi

Kerangan gambar

Depan : sapi

Belakang : Pup si sapi

The Book !!

Bukunya tetap ngocok perut, tapi rada terlalu baku bahasa buku nya. Kalo di MMJ sentuhan komedinya tetap terasa meskipun bahasa nya banyak di baku kan. Tapi di MSS terlalu baku menurut gue, ada beberapa poin yang seharusnya lucu menjadi garing. 

Isi buku ini menceritakan kisah Radit yang dipenuhi dengan perpindahan. Pindah rumah, pindah hati, pindah jenis kelamin (eh, ini bukan), seperti hal nya se ekor salmon yang sering berpindah begitu juga manusia yang selalu melewati tahap perpindahan. Pindah dari proses pendewasaan, pindah dari satu hati ke hati yang lain, Radit menyajikan cerita nya cukup cerdas, kocak dan bikin galau (tetep).


Gara-gara baca buku ini gue sempat nge-galau sesaat, mencermati makna perpindahan hati. Memang setiap manusia akan melewati proses ini, gagal dalam hubungan pertama, mencari hubungan baru yang lebih nyaman. Seperti hal nya sebuah rumah, disaat pindah tentunya kita akan mencoba mencari rumah yang lebih baik dari rumah sebelumnya. 


Gue tertegun, mencoba membayangkan kalo perpindahan itu terjadi sekarang dalam hidup gue, berpindah hati untuk mencintai orang lain. Menemukan sebuah rumah baru yang lebih nyaman untuk berteduh.


Semua bisa terjadi, disaat gue nyaman dengan sebuah rumah. Sang rumah belum tentu nyaman kalo gue huni, dan jika saat nya tiba dan rumah gak menginginkan penghuni yang sekarang di saat itulah kita mencoba untuk sabar meninggalkan rumah, rumah yang telah memberikan kebahagiaan didalam hidup, rumah yang selalu meneduhkan, rumah berjuta cerita.


Gue belum bisa meninggalkan rumah ini. :)


Itu sedikit review dan curhatan dari gue tentang buku ini. Dit, lu udah bikin galau pembaca setia lu. Sukses terus untuk buku selanjutnya dan semoga makin kocak. Salam Bacot bang !


T_T


Yang udah beli, yuk ikutan komen :D