Sabtu, 26 Mei 2012

#26

Tepat satu tahun yang lalu di #26

Pagi yang sungguh terik, hari dimana keringat bercucuran dengan derasnya tepat di #26

Seharian, aku tak berbicara sedikitpun dengan wanita yang aku sayangi karena sibuk dengan temannya, di #26

Kesal? ya tentu saja sehari saja tanpa dia disisi sungguh menjengkelkan. #26

Aku mencoba mengajak berbincang, tetapi kesal telah menggorogoti kita di #26

Aku kesal karena seperti tak di acuhkan, dan dia kesal karena melihat wajah kesalku di #26

Dia pulang bersama teman-temannya. Aku masih saja menggerutu, bersama sepeda motorku. Saat itu yang aku inginkan hanyalah memberi tau kalau aku menyanyanginya. #26

Aku singgah di kos an seorang sahabat, sembari beristirahat. Tiba-tiba datang dalam pikiranku untuk menulis dalam secarik kertas sebuah untaian kata 'Aku sayang Kamu Siti' #26

Ya, aku ingin memberikan kertas itu kepadanya, tapi aku yakin dia telah jauh bersama teman-temannya. #26

Namun aku tetap saja ingin mengejar, dan dengan sigap aku mengambil kembali sepeda motorku dan dengan cepat mengejarnya. #26

Aku tak bisa membayangkan berapa kecepatan aku saat itu membawa sepeda motor #26

Harapan seakan pupus, masih saja aku belum menemukan mobil mereka. #26

Ya, saat itu aku hanya pasrah, sambil memegang kertas itu dan berbicara dalam hati, 'mungkin ini belum saatnya dia tau :) ' #26

Seperti ini telah di rencanakan tuhan, aku melihat mobil mereka di sebuah persimpangan lampu merah. Aku mulai tersenyum. #26

Aku meminta dia membuka kaca mobil, dan memberikan sepucuk kertas itu, lebih tepatnya seperti melempar kedalam. karena dia masih belum mengerti kertas apa yang aku berikan. aku berbicara sedikit 'bacalah' dan lampu pun telah hijau. #26

Ya, Seiring dengan lampu hijau yang menyala, kita pun berpisah kembali. aku tersenyum. membayangkan bagaimana ekspresinya saat itu. :) Tepat di #26

Dan esok adalah hari dimana satu tahun kebersamaan kita,
semoga untuk selamanya kan terus begini. 
27 mei 2011.

Sabtu, 05 Mei 2012

Aku

Aku yang selalu ada.
Aku yang selalu mengerti.
Aku yang selalu menenangkan.
Aku yang selalu memahami.

Aku yang selalu terlupakan.


-copy from Rich Frendi 1987 den hag-